Minggu, 01 Desember 2024

MARI KITA BANTU REMAJA KITA !



Ada apa dengan remaja kita??
Pertanyaan ini harus kembali kita pertanyakan. Hal ini terkait peristiwa terkini yang begitu menyesakkan dada kita semua. Seorang remaja yang berusia empat belas tahun membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya yang selamat dari pembunuhan. Kejadian ini terjadi didaerah  Lebak Bulus,Cilandak Jakarta SelatanSangat , Sabtu ( 30/11/2024) pukul 01.00 WIB. Miris sekali. Sesuatu yang di luar nalar manusia. Tetapi itulah yang terjadi.

Terlepas apa yang melatarbelakangi peristiwa tersebut maka perlu kita semua memikir ulang kembali pembinaan remaja. Pembinaan remaja baik itu di keluarga, di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Kalau mau jujur pembinaan remaja ini nyaris tanpa perhatian termasuk dalam lingkungan keluarga, Padahal di lingkungan keluarga itulah yang paling utama pembentukan agar remaja menjadi sosok yang tangguh. Remaja kita perlu bimbingan kita. Jangan sampai mereka kehilangan arah makna dari sebuah kehidupan.

Lihatlah hari ini banyak dalam lingkungan keluarga  anak-anak kita dalam bimbingan perangkat gadgetnya. Tiada hari tanpa bermain  game. Begitu asyiknya mereka larut dan terlibat dalam permainan game tersebut. Tak heran muncul kalimat-kalimat tanpa arah ( seperti memaki dan berteriak kesal ) saat bermain game. Belum lagi dalam dunia digital saat ini mereka bisa mengakses segala bentuk imformasi dengan mudahnya. Himpitan ekonomi, kesibukan bekerja dan sebagainya kadang-kadang menjadi alasan keluarga abai dengan pembinaan anak di lingkungan keluarga. Tapi tentu itu bukan  sebuah alasan menjadikan kita abai mempersiapkan anak-anak kita untuk masa depannya.

Lingkungan pendidikanpun nyaris tidak bisa kita harapkan sepenuhnya memberikan pembinaan terbaik buat remaja kita. Situasi pendidikan hari ini jauh berbeda dengan tiga puluh atau empat tahun yang lalu.terkait kepatuhan anak dan orang tua mengenai pendidikan. Tindakan hukuman keras ( seperti memukul, berjemur di lapangan dan sebagainya ) adalah hal yang disepakati tanpa tertulis. Semua itu dalamn rangka memberikan kedisiplinan, kepatuhan dan juga pembinaan. Namun sekarang, hal itu jika dilakukanakan menjadi masalah bagi guru. Maka jangan heran di berbagai platform media sosial diposting video yang memperlihatkan para siswa seenaknya merokok di dalam kelas, melawan dan memukul gurunya, bertindak tidak senonoh dan sebagainya. Guru nyaris saat ini tidak punya "kekuasaan" yang maksimal untuk mengatasi persoalan tersebut. Lihatlah banyak video parodi tentang guru yang kita saksikan di berbagai media sosial.

Pembinaan remaja di lingkungan masyarakat semakin berkurang.  Organisasi atau perkumpulan  yang menghimpun remaja sepi dari peminatnya. Organisasi atau perkumpulan ini seperti mati suri. Sebagai contoh, Remaja Masjid yang dulunya sangat populer namun hari ini di Kabupaten Karo hampir 90% masjid tidak memiliki organisasi Remaja Masjid. Begitu juga organisasi remaja dan pemuda tidak memiliki agenda kegiatan yang rutin sebagai wadah pembina generasi muda. Kita tidak lagi punya kepedulian untuk memberikan pembinaan remaja di masyarakat. 

Apa yang kami bicarakan di atas adalah sebuah gambaran umumnya betapa lemahnya kita terkait pembinaan remaja. Padahal tantangann remaja saat ini begitu besar. Remaja harus memiliki ketangguhan mental untuk menghadapi berbagai persoalan saat ini menghadapi dunia digital dengan imformasi yang begitu terbuka. Harus ada gerakan besar yang kita lakukan bersama. Harus ada kepedulian bersama membina genarasi muda. Ini tugas kita bersama.

Jangan ada lagi kasus yang menytesakkan dada kita.


0 comments:

Posting Komentar