Catatan Saat Berdua

Catatan Tentang Kita Berdua tak Akan Ada Akhirnya .

Catatan Keluargaku

Ini adalah Catatan Kebahagian kita Kebahagiaan Dalam Bingkai Keluarga.

Catatan Tentang Kita

Catatan yang Paling Indah adalah Kita Jadikan Keluarga ini Tempat Kebahagiaan.

Catatatn : Anakku

Akan Tetap Terselip Diantara Untaian Doa kami Untuk Kebahagian Dunia dan Akhirat mu.

Catatan Abadi

Seandainya Aku Dihidupkan Kembali, Aku Akan Tetap Memilih Kalian Jadi Bagian Keluargaku.

Catatan : Aku

Ini Adalah Catatan Agar Aku Tak Lupa Bahwa banyak Catatan tentang Kita.

Catatan : Kita

Aku, Kau dan Kalian adalah Kita.

Catatan : Bahagia

Catatan Penting : Kita Raih Bahagia Bersama.

Catatan : Dirimu

Kalau Boleh Jujur...Aku Beruntung Kau Jadi bagian Hidupku.

Rabu, 12 Januari 2022

Ferdinand Hutahaean Bicara Tentang Sifat Tuhan

Ferdinand Hutahaean dan Cuitannya


Ferdinand Hutahaean berhasil membuat heboh dunia maya. Lewat cuitannya Ferdiand Hutahaean berhasil mendongkrak namanya di tranding topik. Namun disayangkan cuitannya itu menyinggung banyak pihak dan terindikasi cuitan beliau adalah penghinaan atau penistaan terhadap suatu agama atau kepercayaan.

Apakah benar Ferdinand Hutahaean telah melakukan penistaan terhadap suatu lewat cuitannya??
Untuk menjawab hal tersebut mari kita analisa kata perkata cuitan Ferdinand Hutahaean. Sekaligus juga mari kita buktikan apakah cuitannya terkait pergojakan jiwanya yang dialaminya terkait dengan masuknya dia ke dalam agama Islam. Konon katanya cuitannya pada kalimat pertama adalah "kata atau bisikan" syetan.

Lengkapnya cuitan Ferdiand Hutahaean sebagai berikut :

Kasihan sekali ternyata Allahmu lemah harus dibela.
Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan tak perlu dibela

Berdasarkan cuitan di atas dapat kita analisa sebagai berikut :
1. Kata " Kasihan sekali "
Kata  "Kasihan sekali" maknanya tergantung kalimat yang mengikutinya. Makna kasihan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  bermakna rasa iba hati, rasa belas kasih, seruan  menyatakan rasa belas. Misalnya dalam kalimat : Kasihan sekali anak itu, masih kecil ditinggali orang tuanya.

Tetapi kata "kasihan" bisa bermakna konotasi yang bermakna mengejek, menghina yang tidak ada kaitannya dengan makan rasa iba atau rasa belas kasihan. Misalnya dalam kalimat di bawah ini :
" Kasihan sekali deh lu...rasain sendiri !

Makna penghinaan ini yang dapat kita tangkap dari cuitan Ferdinad Hutahaean di atas. 
" Kasihan sekali ternyata Allahmu lemah harus dibela "

2. Frase " ternyata Allahmu  lemah harus dibela "
Kata " Allah " itu mengacu kepada sebutan atau nama Tuhan. Di Indonesia nama Tuhan dengan sebutan "Allah" secara umum dipakai oleh agama Islam dan Kristen walaupun dengan lafal yang berbeda.Baik Islam maupun Kristen juga pada semua agama konsepsi tentang Tuhan adalah pencipta langit dan bumi, pemilik segala kekuatan, tempat bnermohon dan sebagainya. Tuhan dengan sebutan apa saja menurut agama atau keyakinan sebuah kepercayaan tidak memiliki kelemahan. Jadi jika ada pendapat yang mengindikasikan kelemahan, kekurangan : Tuhan" maka dapat dikategorikan sebuah penghinaan atau penistaan terhadap agama atau keyakinan. Frase " ternyata Allahmu lemah harus dibela " ini tentu menuduh Tuhan yang diyakinai oleh keyakinan orang lain itu lemah. Menuduh Tuhan yang diyakini orang lain itu terkandung dalam kata " Allahmu". Ini diperkuat dengan frase selanjutanya " harus dibela". Dari analisis ini maka dapat dikatakan cuitan Ferdiand Hutahaean mengandung penghinaan atau penistaan terhadap keyakinan orang lain.

3. Kalimat" Kalau aku sih Allahku luar biasa, Maha segalanya"
Pada cuitan kalimat di atas, Ferdiand Hutahaean membuat perbandingan antara keyakinan tentang Tuhan keyakinan orang lain ( pada kata " Allahmu" ) dengan Tuhan yang diyakini beliau yaitu pada kata " Allahku".  Ini dipertegas dengan kalimat yang diawali " kalau aku sih " yang sekali mengandung pelecehan terhadap keyakinan agama lain. Pada cuitan ini Ferdinand Hutahaean menyampaikan konsep ke-Tuhan yang diimaninya seba maha. Ini tertuang dalam frase " Allahku luar biasa, maha segalanya ". Yang seharusnya keyakinan ini juga dimiliki oleh keyakinan setiap agama.

4. Drase " Dialah pembelaku selalu dan tak perlu dibela "
Kalimat cuitan terakhir ini sekali lagi Ferdinand Hutahaean ingin menegaskan penghinaan atau melecehkan Tuhan keyakinan orang lain yang memiliki kelemahan yang berbeda dengan Tuhan keyakinannya yang Maha Sempuna. Ini dapat kita pahami pada frase " tak perlu dibela".

Dari analisa bahasa di atas maka sebenarnya secara jelas dan terang Ferdinand Hutahaean secara sengaja telah melakukan penghinaan atau penistaan terhadap keyakinan agama tertentu.

Ada yang menarik dari pernyataan Ferdinand Hutahaean yang memberikan pernyatan untuk membela diri atas cuitannya. Beliau menyampaikan bahwa cuitannya itu adalah dialog dirinya yang lemah. Beliau menyampaikan seakan-akan cuitan pada kalimat di awal adalah pernyataan syetan yang menggodanya dengan mengatakan Tuhanmu ( Allahmu ) lemah. Apalagi beliau kaitkan dengan baru memeluk agama Islam. Tentu pernyataan ini tidak bisa dibenarkan kalau kita menganalisa cuitannya. Kata-kata " Kasihan " pada kalimat pertama itu bersambung dengan awal cuitannya berikut " kalau aku sih... "  adalah serangkain kata penghubung saling menguatkan. Bukan kalimat melawan atau menentang. Kalaulah bisiskan syetan yang dibisikkan ke dalam pikiran Ferdinand Hutahaean tentang Tuhannya lemah dan dia melawan bisiskan itu tentu kalimat cuitan tidak seperti cuitan yang membuat kegaduhan.

Jadi jikalah cuitan adalah perlawanan kepada syetan untuk mempertahan keyakinan maka cuitannya seperti kalimat di bawah ini :

  
"Kasihan  dirimu Allahmu lemah" Bisik syetan kepadaku. 
Tidak...Tidak.. Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku

Jadi, jika terjadi pergulatan bisikan syetan maka rekontruksi kalimat di atas itulah yang paling tepat yang harus beliau buat sebagai cuitan. Rekontruksi cuitan itu terasa ada benrtuk perlawanan batin. Jadi jika Ferdinand Hutahaean mengadakan pergulatan dengan biskan syetan  dengan mengacu cuitan di media sosial maka pada dasarnya Ferdinand Hutahaean telah melakukan kebohongan publik untuk membela dirinya.