Selasa, 26 September 2023

SUJUD




Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ارْكَعُوْا وَا سْجُدُوْا وَ اعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَا فْعَلُوْا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ 

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung."(QS. Al-Hajj 22: 77)

Sujud berasal dari bahasa Arab: سُجود, (sʊˈdʒuːd), adalah tindakan sujud kepada Allah menghadap kiblat. Dilakukan dalam ibadah shalat. 

Posisinya berlutut dan membungkuk sampai seseorang menyentuh lantai dengan dahi, hidung, telapak tangan, lutut dan jari kaki dan tetap dalam posisi itu sampai seseorang mencapai keadaan santai sambil membaca doa untuk memuliakan Allah SWT.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Artinya : “Keadaan seorang hamba yang paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa.” (HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah ra)

Sujud merupakan lambang penyembahan total seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak ada penghormatan tertinggi di atas sujud, di mana wajah menghadap ke bawah, hatinya berbisik kepada Allah SWT, kedua tangan lutut hidung, dahi dan kedua kakinya ada dalam satu gerakan menempel ke lantai.

Professor Dr.Fidelma O'Leary seorang ahli Neurosains dari Universitas St. Edward di Austin, Texas, Amerika Serikat menyebutkan dalam penelitiannya. 
Beliau menyebutkan bahwa terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. 

Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal. Dari penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr. Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika pada posisi sujud.

Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat pada posisi sujud.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

Artinya : “Hendaklah Engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah Engkau memperbanyak sujud karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” (HR. Muslim no. 488)

Begitu mulianya orang yang dekat dengan Allah Ta’ala. Anugerah berupa doa yang mustajab, dosa yang diampuni, derajat yang ditinggikan, kesehatan yang dilimpahkan serta janji surga baginya.

Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

Artinya : “Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu, aku membawakan air wudunya dan air untuk hajatnya. Maka, beliau berkata kepadaku, ‘Mintalah kepadaku.’ Maka aku berkata, ‘Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.’ Beliau bertanya lagi, ‘Adakah permintaan yang lain?’ Aku menjawab, ‘Tidak, itu saja.’ Maka, beliau menjawab, ‘Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak salat)'” (HR. Muslim no. 489)

Sesungguhnya betapa tubuh kita membutuhkan sirkulasi darah secara normal. Tentunya kita membutuhkan ilmu pengetahuan agar dapat mengimplentasikan perintah-perintah Allah secara benar. Agar kita mengetahui betapa bermanfaatnya sujud mengahadap kepada-Nya melalui shalat wajib dan salat sunah.

Dengan mengetahui manfaat bersujud perlu peningkatan yang lebih intens dengan membiasakan diri melakukan shalat-salat sunah mulai dari shalat rawatib, salat duha, salat tahajud. Dan berbagai ibadah dengan mengedepankan keikhlasan dan ittiba‘ setiap melaksanakannya. 

Dari Aisyah radhiallahu’anha :

فقدت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وكان معي على فراشي ، فوجدته ساجداً ، راصّاً عقبيه ، مستقبلاً بأطراف أصابعه القبلة

Artinya : “Suatu malam aku kehilangan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, padahal sebelumnya beliau bersamaku di tempat tidur. Kemudian aku mendapat beliau sedang sujud, dengan menempelkan dua tumitnya, menghadapkan jari-jari kakinya ke kiblat.” (HR. Muslim no. 486)

InsyaAllah kita mendapatkan kecintaan Allah Subhanahu WaTa’ala sehingga kita menjadi hamba-Nya yang senantiasa diberi petunjuk dan hidayah-Nya.

*SEMOGA BERMANFAAT*
Sumber: Kajian Jendela Fajar 

0 comments:

Posting Komentar