malam ini
kubisikkan perlahan-lahan ditelinga-Mu
tentang salah khilafku
tentang segala pengkhianatan ku yang panjang
( selalu ku tertunduk malu )
kucoba melirik-Mu
kulihat Kau
Kau tersenyum manis
tak ada rona marah
di binar bola mata-Mu
juga tak ada getaramarah
dalam lantunan suara-Mu
Kau adalah pendengar yang terbaik
tuk dengarkan gundah gulanaku yang panjang
segala sumpah serapahku
( kini rongga dadaku tak lagi terasa sesak )
Kau tetap tersenyum
Kau bisikkan nyanyian surga untukku
dalam asaku yang penuh harap.
(Kabanjahe,8/5/13 di tengah malam)
0 comments:
Posting Komentar